Mengupas tentang dunia spiritual dan lelaku didalamnya, sebagai warisan dari para leluhur. Tentang : tenaga dalam, daya prana, metafisika, penyembuhan dan Mbabar jiwa ma'rifat jati

Ternyata yang Kutemui saat itu Adalah Syech Subhakir dan Nyi Roro Kidul

Sentono Gentong, Desa Dadapan, Kec. Pringkuku, Pacitan Jawa Timur.

Saat itu saya (ber-enam) bersama teman - teman dari Ponorogo, rumah saya sendiri Madiun, dan salah satunya ada yang dari Pacitan.

Kami ber-enam berlibur di Pacitan, tempat yang kita tuju adalah Bukit Sentono Gentong, tempat ini terletak di Desa Dadapan kec. Pringkuku, Kabupaten Pacitan Jawa Timur.

Dari tempat tersebut kita akan bisa melihat hamparan pantai selatan yang indah, yaitu hamparan Pantai Teleng Ria yang terlihat indah dari atas bukit Sentono Gentong.

Sesampainya di lokasi, kami duduk bersantai, berfoto - foto sambil menunggu Ikan Bandeng Bakar yang sebelumnya sudah kami pesan, untuk bisa ikut hadir dan membuatkan kami menu ikan bakar.

Sangat murah sekali harganya, pada saat iku hanya Rp.35.000/porsi, dengan menu : sayur lodeh, urap, bandeng bakar, tahu-tempe goreng, sambel. Bukan itu saja, kita masih dikasih bonus Kopi dan Teh hangat, serta Polo pendem, ubi, jagung, kacang tanah godog, gratis.

Usai menyantap semua makanan, kita berinisiatif untuk bertemu dengan pengelolanya, yang tak lain adalah Kepala Desa Dadapan, Bpk Ismono. Sambil menunggu Pak Ismono, kita ber-enam berkeliling Lokasi Sentono Gentong.

Setelah melihat kedatangan Pak Ismono, dan menghampiri kami, kami diajak menuju kesebuah tempat, seperti sebuah bangunan pemujaan, tempatnya ditepi tebing.

Pak Ismono : " mari mas, sambil santai.... duduk disini saja ya.....

Saya : "terima kasih pak, maaf pak... ini tempat apa ya... kok keliahatannya tertutup dan tidak boleh dimasuki pengunjung.

Pak Ismono : "nachhh.... saya akan cerita mas, di tempat inilah cikal bakal, nama "sentono gentong" juga ditempat inilah sebagai salah satu tempat ditanamnya "Tumbal Tanah Jawa" oleh Syech Subhakir. Yang sampai saat ini tetap dijaga oleh masyarakat sini.

Kami terus melakukan perbincangan mengenai sejarah Sentono Gentong, dan juga pembangunan wisata dilokasi tersebut.

Usai menikmati keindahan Sentono Gentong, kami berpamitan dan meneruskan perjalanan menuju lokasi berikutnya, yaitu ; pantai Watu Karung yang mempunyai pasir putih.

Setelah sore hari, kami pun beranjak pulang, sampai di rumahpun malam hari.

Keesokan harinya, waktu bersantai dirumah, dan beristirahat sambil melihat foto dan video yang saya ambil di Sentono Gentong saat itu. Dan mengingat apa yang diceritakan oleh Pak Ismono. Tiba - tiba saya teringat peristiwa pada tahun 1997 silam.


Bertemu dengan Gadis dan Kakek Misterius

Pada saat itu, pas liburan sekolah, atau tepatnya pas kenaikan kelas, di sekolah saya ada kegiatan Pramuka, yaitu perkemahan selama 3 hari di Bumi Perkemahan Pantai Teleng Ria.

Acara kegiatan kemah tersebut adalah ke dua kalinya saya ikuti, yang sebelumnya juga diadakan pada 1996, banyak dari berbagai sekolah yang mengadakan kegiatan ditempat itu.

Pantai Teleng Ria, Pacitan Jawa Timur.

Peristiwa tersebut sebetulnya seperti sebuah mimpi, namun seperti nyata.

Saat itu malam hari bulan bersinar terang, sehabis isya' saya berjalan - jalan ke pantai, suasana hening pecah oleh suara deburan ombak yang begitu besar, karena pada saat itu sedang bulan purnama.

Di pantai ada banyak warga sekitar duduk di pasir, ada yang berdiri sambil memandang lautan.


Saya : "maaf pak, ombaknya besar ya..... (tanyaku sambil mendekati bapak - bapak yang merupakan warga sekitar pantai).

Warga : "betul mas, tiap bulan purnama ombaknya besar, biasanya nelayan juga pada tidak melaut, karena ombaknya besar.... mas nya yang ikut kemah di sana ya?

Saya : "iya pak....


Usai berbincang, sayapun berjalan kesalah satu gazebo yang ada ditepi pantai paling barat, gazebo tersebut terbuat dari cor.

Sambil duduk santai, saya teringat tentang sebuah legenda Penunggu Pantai Selatan, yaitu Nyi Roro Kidul. Apakah tempat ini juga termasuk tempat yang dia huni, pikiranku pun mulai kemana - mana dan perasaan ingin tahu pun muncul, karena saya sangat menyukai hal - hal yang bersifat misteri dan spiritual.

Tiba - tiba ada terdengar suara seorang gadis mamanggilku......

Si Gadis : "mas....mas...... (saya menoleh kearahnya, saya tak begitu memperhatikan wajahnya), itu.... mas dipanggil sama simbah yang disana.... (sambil menunjuk ke arah barat, seorang kakek/simbah sedang duduk di pasir sambil melihat ke arahku)

Saya : "iii...iya mbak.... (saya pun berjalan meninggalkan gadis tersebut.

Seperti warga lainnya, kakek/simbah tersebut terlihat duduk santai di atas pasir sambil melihat lautan. Dan pelan - pelan berbicara denganku...

Kakek : "duduk sini lo mas, biar ada temennya ngobrol.......

Saya : "iya mbah, terima kasih (saya pun berkenalan, dan duduk didekatnya)....

Kakek : "dulu... dulu sekali....  ada seorang gadis yang sedang lari dari rumah, katanya rumahnya jauh (sambil menunjuk kearah barat). Saat itu dia lagi sakit dan kesusahan. Saya ajak mampir ke gubugku dan saya ajak makan bareng. (Tanpa ku tanya sebelumya, si kakek bercerita, seperti tahu dengan apa yang aku pikirkan saat ini).

Saya : "dia sakit apa mbah ? Dan bagaimana nasibnya......?

Kakek : "sakit, seperti gatal - gatal, badannya kurus, dan terlihat sedang susah. kemudian saya suruh tinggal dan tirakat disini, kungkum di pantai tiap malam sampai 40 malam, sampai suatu saat sembuh. Karena dia tidak mau pulang, saya suruh dia tinggal di daerah sini atau dimanapun dia suka. Karena aku juga tidak bisa terus tinggal disini, ada tugas yang harus saya kerjakan di tempat lain.

Saya : " tugas apa mbah, terus bagaimana dengan gadis tersebut dan sekarang dimana ? (Tanyaku, sambil merasakan keanehan)

Kakek : " Tugasku hanya jalan jalan mas, ini tadi juga pas sekali saya kesini lagi, dan bisa ngobrol sama masnya ini.... (jelasnya, sambil tersenyum yang tak begitu jelas terlihat karena gelap). Gadis itu sudah mapan dan punya segalanya mas.... karena dia sangat tekun beribadah, tirakat, sehingga jadi terhormat sekarang. (Terang kakek itu, sambil menghela napas pelan dan kembali mengarahkan pandangannya ke lautan)

Sayup - sayup aku dengar suara seseorang memanggilku, ternyata gadis yang tadi...... saya pun pamit ke kakek itu dan menghampiri gadis tersebut.


Kali ini saya memperhatikan gadis tersebut, saat saya berjalan menghampirinya, dia rambutnya panjang cantik (dengan paras dewasa, anggun), pipinya gempil, memakai celana kain warna hijau tua dan baju berwarna putih seperti sutra dengan pinggiran keemasan lengan panjang, terlihat jelas... karena didekat gazebo ada lampu mercuri.

Saya : "ada apa mbak.......?

Si Gadis : " itu dicari temen kamu.... (sambil menunjuk seseorang yang berjalan ke arah timur  30 meteran dari tempatku berdiri).

Saya : " ohh...iya mbak, itu temenku.... (ku panggil temenku, dia gak denger, ku panggil lagi dengan keras.....).

Sebuah tepukan di pundakku, menyadarkanku...... ternyata temenku datang dan duduk didekatku sudah dari tadi, dan mendengarku seperti mengigau.

Temenku : "Hoe.....hoeee...... bangun...bangun. (tiba - tiba temenku membangunkanku). "Dari tadi dicari.... tak tunggui kok gak denger, ayo ke tenda, sudah waktunya acara api unggun lho.... (katanya.... sambil beranjak berdiri).


Pelan - pelan akupun duduk tegak dan mengingat - ingat apa yang tadi aku alami, kulihat ke arah pantai sudah sepi, warga yang tadinya ada, tempat dimana tadi ada kakek duduk juga sepi, gadis yang memanggilku tadi pun tidak ada, "aneh sekali....masak tadi aku tidur, kok cepet banget tidurnya..." (pikirku, sambil berjalan bersama temanku meninggalkan pantai menuju ke tenda).


Itulah tadi, sebuah pengalaman spiritual, mirip seperti mimpi... namun  seperti benar - benar terjadi. 

Dari peristiwa itu, sayapun beranggapan apakah kakek yang duduk bersamaku (menemuiku) saat itu adalah beliau Syeh Subhakir, berdasarkan adanya petilasan / Tempat tumbal tanah jawa yang beliau tanam, dan gadis yang memanggilku itu adalah gadis yang diceritakan kakek tersebut, dalam ceritanya.

Untuk diketahui, berdasarkan cerita yang berkembang dalam sejarah tanah jawa, untuk meredam gejolak energi negatif yang ada di tanah jawa. Syeh Subhakir menaman Tumbal di empat penjuru tanah jawa dan berpusat tengah di gunung tidar.

Semoga cerita ini bisa menambah  cerita - cerita misteri yang ada, tentang Legenda Nyi Roro Kidul dengan Pantai Selatannya yang indah.(**)


Sumber : Pengalaman Pribadi (Ditulis oleh : Mbah Nur. Percakapan asli menggunakan bahasa jawa), dalam dunia spiritual pengalaman seperti ini masuk pada dunia Esoterisme (hanya mereka yang paham).


0 Response to "Ternyata yang Kutemui saat itu Adalah Syech Subhakir dan Nyi Roro Kidul"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel