Mengupas tentang dunia spiritual dan lelaku didalamnya, sebagai warisan dari para leluhur. Tentang : tenaga dalam, daya prana, metafisika, penyembuhan dan Mbabar jiwa ma'rifat jati

Tentang Sajen, Cok Bakal atau Tanam Sarat

Banyak orang menganggap bahwa Cok Bakal merupakan tradisi kuno yang bersifat magis. Dengan adanya berbagai desakan kultural, Cok Bakal semakin menghilang dan eksotisme ritualnyapun tidak dapat dinikmati lagi.

Indentitas diri masyarakatnyapun semakin bisa, bercampur dengan globalisasi.

Masyarakat terlena dengan adanya fasilitas teknologi yang menggambarkan budaya negara lain. Mereka beranggapan budaya tersebut kuno dan tidak wajib untuk dilaksanakan.

Padahal banyak sekali ritual masyarakat di jawa, yang  diawali dengan ritual Cok Bakal. Cok Bakal adalah kontestasi masyarakat sebagai tradisi dalam mengawali sebuah kegiatan kemasyarakatan.

Biasanya cok bakal terdiri dari bahan-bahan rumah tangga serta melambangkan makna kehidupan didunia ini.

Cok bakal merupakan warisan leluhur suku jawa yang sudah ada sebelum berkembangnya agama-agama dinusantara. Agama tersebut meyakini bahawa setiap benda-benda yang ada didunia ini bernyawa atau memiliki sukma. Mereka berangggapan benda-benda tersebut merupakan perwakilan dari Tuhan Yang Maha Esa, oleh karna itu masyarakat jawa menghargai alam.

Agama tersebut merupakan agama leluhur suku jawa yang bernama agama budhi.  cok bakal berasal dari kata "cok/pecok" yang berarti cikal/asal sedangkan "bakal" yang berarti permulaan. Jadi bisa digaris bahawahi cok bakal merupakan simbologi permulaan dalam kehidupan yang berawal dari ketiadaan menjadi ada, serta merupakan penghubung antara tuhan (yang bersifat makrokosmos) dengan umatnya yang bersifat mikrokosmos) konsep  kajian triloka yang digambarkan oleh masyarakat jawa didalam bentuk gunungan di pentas pewayangan.
Dalam menjalani kegiatan kemasyarakatanya, masyarakat jawa menggunakan cok bakal sebagai media awal dalam melaksanakan suatu kegiatan serta sebagai simbolik syukur kepada tuhan agar kegiatan yang mereka laksanakanlancar tanpa halangan.

Kegiatan-kegiatan tradisi / budaya yang menggunakan cok bakal, antara lain :

1.      Awal tanam/panen padi
2.      pernikahan
3.      khitanan(adek terop /pendirian tenda)
4.      pembangunan rumah
5.      bersih desa
6.      upacara keagamaan
7.      dan lain-lain.

Cok bakal merupakan simbolik expresi masyarakat jombang.
strukture bahan yang digunakan dalam pembuatan cok bakal, antara lain :

1. Telur ayam (asal manusia seperti telur)

Telur diibaratkan seperti kondisi zat yang sebelum berujud bentuknya, ketika masih di dalam kandungan, kemudian pada saatnya akan membentuk zat yang dilambangkan berbetuk embrio dan mahluk yang disebut manusia. Oleh karena itu kemudian dilambangkan bahwa telur sebagai symbol asal muasalnya manusia, karena dalam telur juga ada zat yang akan membuat terbentuknya embrio.

Berdasarkan faham ini, ada orang-orang yang tidak makan telur yang putih telur dan kuning telurnya belum terurai menjadi satu. Karena mereka berpendapat bahwa dalam kondisi kuning telur dan putih telur yang masih terpisah, kuning telur merupakan zat yang akan membentuk mahluk hidup.

2. Bunga tujuh rupa/kembang setaman.

Kembang setaman melambangkan beraneka ragam yang mengelilingi kehidupan manusia. Bunga akan mengembang dan menumbuhkan kesenangan, dan kembang untuk senang.

3. Badek tetes (kuah tape).

Badek tetes (kuah tape) melambangkan kesempurnaan hidup dengan pasangan.
Manusia diciptakan saling berpasangan. Kehidupan manusia akan sempurna jika manusia tersebut memiliki pasangan hidup .

4. Jenang sengkala.

Jenang sengkala diartikan sebagai upaya manusia untuk nolak (menolak) kala (zat negative), dan Kala adalah gambaran raksasa yang mempunyai sifat angkara murka.

Dengan menghilangkan sifat angkara murka dalam diri manusia, maka manusia terseut akan hidup sehat, sejahtera lahir dan batin, Jenang sengkala disimbolkan dalam bentuk nasi bubur yang dibuat dalam dua warna yaitu warna merah dan putih, satu piring bubur putih, satu piring bubur merah, satu piring bubur putih yang diatasnya dibubuhi bubur merah dan satu piring bubur merah yang diatasnya dibubuhi bubur merah. Doa atau unen-unen dalam sesaji yang diujudkan dalam jenang sengkala ini adalah nolak kala, kari seger kuwarasane (menolak kala, tinggal sehat dan sejahtera).

5. Perabot rumah tangga bumbu rumah tangga.

perabot rumah tangga melambangkan kesempurnaan hidup manusia yang dilengkapi dengan benda-benda yang ada didunia ini. bumbu rumah tangga melambangkan pahit getirnya kehidupan manusia. Manusia diciptakan untuk menghadapi kehidupan yang beraneka ragam.

6. Jajan pasar.

Jajan pasar melambangkan kerukunan yang ada dimasyarakat. Sebagai manusia, hendaknya kita terus membangun bangsa dan negara.

7. Pisang raja gandeng.

Simbolisasi dari cita-cita yang besar dan luhur, Sebagai manusia, hendaknya kita terus membangun bangsa dan negara.

Pada hasil penelitian yang telah dilakukan di warga masyarakat jawa yang berada di kabupaten jombang, maka dapat kita deskriptifkan bahwa cok bakal melambangkan kehidupan manusia didunia ini, hendaknya manusia bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut berdasarkan simbologi yang digambarkan oleh masyarakat jombang, oleh karena itu hendaknya kalau kita sebagai manusia selalu bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. (*)

0 Response to "Tentang Sajen, Cok Bakal atau Tanam Sarat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel