Wejangan Nawa Sanga

Monumen Cakra Surya, Pos 5 - Gunung Lawu (foto : istimewa).

Wejangan Nawa Sanga Sebuah wejangan atau pitutur luhur peninggalan dari para leluhur yang sangat bijak dalam hal ilmu kesempurnaan batin, yang sampai saat ini masih relevan di pelajari dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, agar menumbuhkan sifat bijak dalam mensikapi segala permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut isi wejangan Nawa Sanga :

1. Siji, ora dadi.
Hanya raga tiada guna, bila tanpa sukma.

2. Loro, ora kanggo.
Raga dan sukma, tidak berguna tanpa hasrat (jiwa) dan tujuan hidup.

3. Telu, urung mlaku.
Raga, jiwa, sukma, belumlah lengkap tanpa budhi.

4. Papat, wis mupakat
Raga, jiwa, sukma, budhi, adalah sarana menuju keutamaan hidup.

5. Limo, kang utomo.
Keutamaan hidup adalah memahami Panca Dharma, Panca Sila, Panca Sradha.

6. Nem, dadi marem.
Kepuasan hidup adalah ketika kesadaran mampu bersyukur / Nembah Nuwun.

7. Pitu, melu udu.
Setelah memahami dan mampu bersyukur, hidup akan berguna bila ikut berpartisipasi pada sesama (udu/pitulungan).

8. Wolu, kudu ndulu.
Hidup mesti mengerti asal - usul penciptaan (soko guru wolu).

9. Songo, ojo mlongo.
Setelah memahami dengan penuh kesadaran, manusia mesti mampu menutup Babahan Howo Songo ( sembilan lubang hawa nafsu ditubuh).

0. Suwung kang tinuju.
Dan, pada titik akhir dari sebuah pencapaian tertinggi, hubungan suci antara atman/roh, dan Brahman/Hyang Widhi Wasa, adalah Suwung, kembali dalam kesempurnaan.

Ketika sedang menjalani sesuatu kadang kita tak akan mengerti dan bisa memahami, namun ketika kita telah selesai menjalaninya, akan bisa memahami apa yang telah dijalani, itulah hikmah sebuah kejadian / ilmu.
Ikhlaslah dalam segala tindakkan dan sertailah dengan niat yang terpuji. (JS)


Sumber : Pitutur Jati

Share this post